Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mahasiswa dan Warga Olah Limbah Kulit Kopi jadi Biobriket dan Sabun

Selasa, 27 Agustus 2024 | Agustus 27, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-28T09:58:34Z
Foto : Mahasiswa olah kulit kopi.

Reportimenews, Bengkulu - Mahasiswa Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Hima Sylva Universitas Bengkulu bersama dengan masyarakat Desa Tebat Pulau menggelar serangkaian pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus mengurangi dampak lingkungan. 

Pelatihan ini melibatkan pengolahan limbah kulit kopi menjadi produk-produk bernilai ekonomis seperti biobriket, sabun, dan lip tin, serta pengelolaan website desa sebagai bagian Omnichannel Marketing guna memperluas pemasaran produk lokal.

Kegiatan ini berlangsung sebagai bagian dari inisiatif mahasiswa PPK Ormawa yang berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan praktik langsung. 

Ketua Tim Pengabdian, Wahyu Firmansyah, menyampaikan bahwa pengolahan limbah kulit kopi menjadi biobriket adalah solusi strategis yang tidak hanya mengurangi sampah organik tetapi juga menyediakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. 

"Limbah kulit kopi, yang biasanya hanya dibuang atau dibakar, kini dapat diubah menjadi biobriket yang memiliki nilai kalor tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga," ujarnya pada Selasa, (27/8/2024). 

Selain itu, mahasiswa PPK Ormawa juga memberikan pelatihan pembuatan sabun dan lip tin dari bahan alami, yang berasal dari limbah kopi dan bahan-bahan lokal lainnya. Produk-produk ini semakin diminati di pasaran karena kesadaran konsumen terhadap pentingnya penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia berbahaya.

"Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, masyarakat Desa Tebat Pulau dapat menghasilkan produk yang memiliki daya saing tinggi di pasar, baik di tingkat lokal maupun nasional," tambah Hefri.

Pelatihan ini tidak hanya fokus pada produksi tetapi juga mencakup aspek pemasaran melalui manajemen website desa. 

Melalui pelatihan ini, masyarakat diajarkan cara membuat dan mengelola website yang berfungsi sebagai platform pemasaran produk mereka. 

"Website desa ini diharapkan dapat menjadi etalase digital bagi produk-produk yang dihasilkan, sehingga dapat diakses oleh konsumen dari berbagai wilayah. Dengan demikian, produk-produk unggulan dari Desa Tebat Pulau dapat dikenal lebih luas dan memiliki peluang untuk dipasarkan di tingkat yang lebih tinggi," harapnya. 

Antusiasme masyarakat terhadap pelatihan ini sangat tinggi, terlihat dari kehadiran dan partisipasi aktif mereka selama kegiatan berlangsung. 

Para peserta, yang sebagian besar adalah anggota kelompok tani dan pengrajin lokal, merasa bahwa pelatihan ini memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan baru yang sangat bermanfaat. 

"Saya sangat bersyukur bisa ikut pelatihan ini. Sekarang saya tahu cara mengolah limbah kopi yang biasanya hanya menjadi sampah menjadi produk yang bernilai jual tinggi," ungkap salah satu peserta.

Tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, pelatihan ini juga berdampak positif terhadap lingkungan. Bahkan dengan memanfaatkan limbah kulit kopi yang selama ini menjadi masalah, Desa Tebat Pulau berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar. 

"Penggunaan biobriket sebagai pengganti kayu bakar juga diharapkan dapat mengurangi deforestasi dan emisi karbon, mendukung upaya mitigasi perubahan iklim," tegangnya. 

Sebagai bagian dari program lanjutan, tim pengabdian PPK Ormawa Universitas Bengkulu berencana untuk terus mendampingi masyarakat dalam memproduksi dan memasarkan produk-produk yang telah diajarkan. 

Rencana itu mencakup pendampingan intensif dalam mengembangkan merek, memperluas jaringan pemasaran, dan memastikan keberlanjutan usaha yang telah dirintis. 

Selain itu Tim pengabdian juga berharap dapat melibatkan lebih banyak mahasiswa dalam kegiatan ini agar dampak positif dari program dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat.

Secara keseluruhan, kegiatan ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara mahasiswa, universitas, dan masyarakat dalam upaya pemberdayaan desa.

"Ini adalah langkah awal yang baik, dan kami optimis bahwa Desa Tebat Pulau akan semakin berkembang dengan adanya inisiatif-inisiatif seperti ini," kata Wahyu menutup informasinya. 

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, Desa Tebat Pulau diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam pengelolaan limbah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

×
Berita Terbaru Update