HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Sikapi Ancaman Global, ESD Minta Pengawasan Ketat Harga Sawit

 

Foto : Anggota Komisi VII DPR RI, Erna Sari Dewi, menyoroti kondisi terkini sektor perkebunan kelapa sawit yang dinilai semakin memprihatinkan.


ReportTimeNews, Bengkulu - Anggota Komisi VII DPR RI, Erna Sari Dewi, menyoroti kondisi terkini sektor perkebunan kelapa sawit yang dinilai semakin memprihatinkan.

Erna mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat, khususnya para petani sawit, menghadapi tekanan akibat fluktuasi harga yang tak menentu. Dimana banyak pihak dari dalam negeri sendiri mulai menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kebijakan yang mengatur komoditas sawit.

Erna mengakui bahwa situasi global juga memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional, termasuk sektor perkebunan.

"Kita tahu adanya berbagai ancaman seperti 'word threat' dari luar, yang jelas memengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri, termasuk permintaan ekspor dari berbagai negara," ujarnya saat ditemui di Bengkulu pada Senin, (14/4/2025).

Meski demikian, politisi NasDem ini menegaskan bahwa pemerintahan saat ini, termasuk Presiden terpilih Prabowo Subianto, telah menaruh perhatian terhadap masalah ini.

Bahkan berbagai langkah antisipatif telah mulai dilakukan, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna meminimalisir dampak yang ditimbulkan terhadap petani.

Untuk itu politisi yang namanya sering disingkat ESD ini juga mendorong pemerintah untuk segera merumuskan kebijakan harga yang lebih stabil. Mengingat fluktuasi harga yang tajam dapat menyengsarakan petani, apalagi jika tidak diimbangi dengan mekanisme perlindungan yang tepat.

“Jangan sampai harga sawit anjlok tanpa kontrol, yang akhirnya membuat petani kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka,” tegas Erna.

Lebih lanjut, Erna menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dari pemerintah terhadap distribusi dan penentuan harga sawit.

“Pengawasan melekat sangat penting agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi. Kita harap pemerintah benar-benar hadir dan memastikan keadilan bagi petani di lapangan,” tutup Erna.

Sementara dari rapat terkait penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) hari ini antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu bersama Asosiasi Perusahaan Kelapa Sawit Provinsi Bengkulu di ruang rapat Merah Putih, lantai III Kantor Gubernur, dengan telah sepakat untuk menetapkan harga TBS bulan April mengacu pada harga bulan sebelumnya, yakni sebesar Rp3.143 per kilogram.